BAGANSIAPIAPI - Mahsiswa di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Provinsi Riau gelar aksi demontrasi di rumah dinas bupati.
Aksi sempat ricuh, karena pengunjuk rasa berusaha masuk ke dalam rumah dinas bupati dan mencoba menerobos pihak keamanan.
Aksi tersebut buntut dari sejumlah tenaga honorer di rumahkan oleh Pemda terkait. Bahkan honorer tersebut tidak diberikan gajih.
Demontrasi itu sempat ricuh karena Bupati dan Wakil Bupati Rohil enggan menemui Mahasiswa pada Selasa, (3/6/2024).
"Lihat sendiri kan teman teman, Bupati dan wakil Bupati Rokan Hilir pengecut. Mereka tak mau menemui kita," kata Korlap Aksi Fani Faratama.
"Mereka masih bisa makan enak semetara kita kelaparan. Mereka tidak peduli. MerekaMereka pengecut," teriaknya menggunakan pengeras suara.
Pengunjung rasa yang di pimpin Hipemarohi ini mengancam akan melakukan aksi kedua dengan jumlah pengunjuk rasa lebih banyak.
"Minggu depan kami akan datang lagi dengan jumlah yang lebih banyak, kami ingin ada kejelasan nasib para tenaga honorer Rokan Hilir yang sudah dirumahkan," terangnya.
"Hingga saat ini mereka belum menerima gaji, mereka bekerja seprti guru guru ini. Mereka mengajar dan hingga bulan ke-enam belum juga ada hasilnya," lanjutnya.
Berbagai teriakan seputar kebijakan bupati dan wakil bupati Rokan Hilir di utarakan. Rasa kecewa terpancar jelas dimuka pengunjuk rasa yang terdiri dari guru honorer serta honorer dadi beberapa OPD.
Mereka menyebut dibawah kepemimpinan bupati Bistamam dan Jhony Charles, Rokan Hilir berada di bawah keterpurukan.
Kebijakan dari keduanya dirasakan tidak ada sama sekali.
Mirisnya, sebelum terpilih Bistamam dan Jhony Charles bahkan pernah melakukan penandatanganan perjanjian dengan PGRI Rokan Hilir tentang nasib dunia pendidikan kedepannya terkhusus tentang kesejahteraan guru
"Sayangnya, tak ada satupun poin dari kesepakatan itu di tunaikan hingga kini." Tutupnya.
