Polisi Selidiki Kebakaran Lahan di Kawasan Habitat Gajah Harimau di TNTN

Selasa, 22 April 2025 | 15:39:20 WIB

PEKANBARU - Pihak kepolisian sedang menyelidiki kebakaran lahan di Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo seluas 5 hektare.

Kebakaran lahan tersebut tepatnya di Resort Lancang Kuning Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Polisi langsung memasang garis polisi untuk keperluan penyelidikan dan penelitian di wilayah yang menjadi habitat harimau dan gajah sumatera.

"Kita sudah ke lokasi dan memasang garis polisi di area terbakar kawasan TNTN," kata AKP Kasat Reskrim Polres Lahat AKP I Gede Yoga Eka Pranata kepada awak media center Riau, Selasa (22/4).

Kondisi lahan yang dipantau dari Aplikasi DLK (Dasbor Lancang Kuning) berada di Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo yang terletak di Resor Lancang Kuning di Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan.

Lahan yang terbakar dengan 5 titik koordinat antara lain.

1. 0°08'30.6" LS, 101°52'25.0" BT

2. 0°08'39.9" LS, 101°52'19.3" BT

3. 0°08'40.6" LS, 101°52'22.9" BT

4. 0°08'54.7" LS, 101°52'28.7" BT

5. 0°09'04.2" LS, 101°52'22.8" BT

Yoga mengatakan dari hasil penelusuran di lapangan, luas areal terbakar sekitar 5 hektare terjadi pada Jumat (18/4).

Lahan tersebut merupakan bagian dari kawasan TN Teso Nilo Desa Lubuk Kembang Bunga, Kabupaten Pelalawan.

"Fakta di lapangan, lahan tersebut diduga sengaja dibakar, karena di sana ada bekas imas pohon kayu tumbang yang sengaja ditebang untuk selanjutnya dibersihkan dengan cara dibakar," terang Yoga.

Yoga dan anak buahnya masih menyelidiki siapa pemilik tanah tersebut. Padahal, batas lahan terbakar sebagian masih berupa hutan dan tidak diketahui siapa yang membatasinya.

"Saat di lokasi, tidak ditemukan pekerja maupun batas lahan. Untuk sementara, situasi di area lahan terbakar sudah padam, hanya tersisa asap sisa tunggul," jelasnya.

Polisi juga memeriksa Kepala Desa Lubuk Kembang Bunga dan meminta keterangan dari TNTN untuk mengusut tuntas pembakaran lahan tersebut.

Kepala TNTN Heru Sutmantoro mengatakan, lahan seluas 5 hektare di wilayah itu terbakar pada Sabtu (19/4) malam. Kebakaran pertama kali dilaporkan oleh masyarakat dan staf TNTN.

"Kebakaran di lahan TNTN seluas 5 hektare itu baru diketahui dari pantauan warga dan petugas kami. Lokasi yang terbakar memang rawan terjadi kerusuhan masyarakat," kata Heru, Senin (21/4).

Menurut Heru, lahan yang terbakar merupakan tanah mineral. Sayangnya, lahan tersebut diserobot oleh masyarakat dengan cara tradisional untuk kemudian digunakan sebagai perkebunan kelapa sawit.

Heru menyebut penghapusan sendiri sempat terkendala karena keterbatasan akses. Namun, api dapat dipadamkan setelah hujan lebat.

"Alhamdulillah hujan turun, api sudah padam dan ini sedang dalam upaya penyelidikan bersama pihak kepolisian. Yang jelas TNTN itu ditanami kelapa sawit,"

"Dulu hutannya terbuka, semak belukar dan kalau mau dibuka lagi sudah ditebang," jelas Heru.

Pelanggar tersebut rupanya mengelabui petugas ketika meninggalkan area TNTN setelah melakukan pemadaman dan patroli. Mereka membuka lahan ketika petugas selesai berpatroli.

"Masyarakat mencari celah bagi petugas. Kami selalu melawan penyusup. Begitu petugas tahu kami kembali, mereka membukanya," jelas Heru.

Terkini