TEMBILAHAN - Kapal penumpang KM Sabuk Nusantara 110 kini telah hadir di Pelabuhan PT Pelindo (Persero) Regional 1 Tembilahan untuk melayani Masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).
Kehadiran Kapal pengangkut tersebut ada Rabu, (5/2/2025) malam, di Pelabuhan Pelindo untuk memulai pelayanan angkutan dengan rute Tembilahan-Sungai Guntung dan Tanjung Pinang.
General Manager PT Pelindo (Persero) Regional 1 Tembilahan, Riky Armadi, menyambut baik dengan kehadiran KM Sabuk Nusantara 110 untuk memudahkan Masyarakat untuk melintas sungai dengan biaya rendah.
"Kami sangat menyambut baik hadirnya KM Sabuk Nusantara 110 untuk memudahkan Masyarakat untuk menuju Sungai Guntung dan Tanjung Pinang," kata Riky Armadi.
Dia juga mengatakan bahwa pihak Pelindo telah menyiapkan seluruh sarana dan prasarana untuk mendukung operasional kapal dan terus berkoordinasi dengan KSOP Tembilahan untuk memastikan pelayanan terbaik bagi penumpang.
"Akan kami koordinasi agar pelayanan yang terbaik bagi seluruh penumpang," terangnya.
Kapal Sabuk Nusantara 110 bersandar di pelabuhan Pelindo Tembilahan dan memulai perjalanan perdananya hari ini untuk meningkatkan perekonomian Masyarakat.
"Kita harapkan ini dapat mempermudah mobilitas masyarakat dan meningkatkan arus barang, sehingga berdampak positif bagi perekonomian daerah," terangnya.
KM Sabuk Nusantara memulai perjalanan perdananya ke Inhil pada Kamis pagi, (6/2/2025), dengan rute Tembilahan-Sungai Guntung-Kijang-Tanjung Pinang dengan durasi keberangkatnya selanjutnya 2 kali dalam sebulan.
Sementara Captain Kapal Perintis Sabuk Nusantara 110, Agum Sulistio, mengatakan bahwa kapal ini akan beroperasi secara berkala, dengan jadwal yang akan disesuaikan dengan kondisi cuaca.
"Kami berharap kehadiran kapal ini dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Inhil," ucapnya.
Agum Sulistio menjelaskan, ada beberapa kendala dalam pelayaran kapal, yaitu banyak aktivitas nelayan menebar jaring di jalur pelayaran. Tentunya membahayakan nelayan dan menghambat pelayaran.
"Kami berharap nantinya ada penertiban atau sosialisasi terkait zona aman untuk mencari ikannya, sehingga tidak jalur pelayaran kapal yang ada." Tutupnya.