Respon Temuan Jejak Harimau di Pelangiran, Kepala DPKP Inhil: Segera Surati BBKSDA

Respon Temuan Jejak Harimau di Pelangiran, Kepala DPKP Inhil: Segera Surati BBKSDA
Ket foto: Jejak yang diduga kuat dari telapak Harimau

TEMBILAHAN - Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Nursal merespon terkait temuan jejak yang diduga kuat dari telapak Harimau di Kecamatan Pelangiran.

Menurutnya, Pemerintah Desa (Pemdes) atau Pemerintah Kecamatan semestinya segera menerbitkan surat informasi secara resmi ditujukan kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau.

"Itu adalah ranahnya BBKSDA Riau, surati saja. Apalagi mereka memiliki kemampuan menangani binatang buas seperti Harimau itu, baik alat perlengkapannya maupun SDM nya," kata Nursal di ruang kerjanya, Jumat (7/2/2025).

Nanti biasanya, lanjut Nursal, BBKSDA Riau bakal mengajak DPKP Inhil jika turun ke lokasi tujuan. Sebab katanya, DPKP ini sifatnya membantu petugas BBKSDA di lapangan.

"Untuk binatang buas itu tidak ada kemampuan kita menanganinya, terutama Harimau. Tapi kita selalu siap membackup BBKSDA," terangnya.

"Sama halnya menangani Buaya, itu juga ranahnya BBKSDA. Selama ini kebetulan saja, kita dari DPKP ada orangnya yang ahli mengevakuasi Buaya," tambah Nursal.

Meskipun begitu, Nursal tetap menerima jika masyarakat menyampaikan aduannya kepada DPKP Inhil. Keresahan konflik antara manusia dan binatang buas seperti itu memang semestinya ditangani dengan segera.

"Kalau ada pengaduan ke sini juga tetap kita tindaklanjuti, tapi hanya semampu kita," pungkasnya.

Sekedar informasi, masyarakat Kecamatan Pelangiran dalam seminggu terakhir mengaku was-was dengan adanya temuan jejak yang diduga dari telapak Harimau.
Temuan jejak itu tepat di sekitar Kanal 9 dan 10 Desa Wonosari Kecamatan Pelangiran.

Salah seorang warga Kecamatan Pelangiran, Koko Wijanarko melalui WhatsApp menyampaikan kekhawatirannya, atas adanya temuan Harimau berkeliaran yang tidak jauh dari pemukiman warga setempat.

"Sudah meresahkan, takutnya ada warga yang jadi korban. Kalau cuman hewan ternak gak apa kalilah," ujarnya.

Sebab sampai detik ini kata Koko Wijanarko, dari pantauannya, dinilai belum ada pergerakan konkrit dari pihak terkait atas temuan itu.

Mewakili masyarakat, dirinya berharap kepada Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, dan Instansi terkait lainnya segera berkoordinasi untuk melakukan evakuasi.

Untuk setakat ini, Pemdes Wonosari dan Pemdes Baung Rejo Jaya diketahui telah menerbitkan Surat Himbauan kepada masyarakat tentang Waspada Bahaya Binatang Buas. Surat Himbauan inipun telah beredar luas di media sosial.

Surat Himbauan dari Pemdes Wonosari nomor: 11/PEM-WNS/II/2025 pertanggal 04 Februari 2025 ini berisikan himbauan untuk sementara waktu tidak beraktifitas di Kawasan yang dimaksud, kurangi aktifitas dimalam hari melewati wilayah yang dimaksud, tidak berkerumun di area yang dimaksud agar binatang buas tidak merasa terancam kecuali pihak yang berwenang, serta selalu waspada dan berhati-hati.

Sedangkan Surat Himbauan dari Pemdes Baung Rejo Jaya nomor: 6/PEM-BRJ/II/2025 pertanggal 03 Februari 2025, berisikan himbauan kepada warganya agar semua aktifitas di kebun sebaiknya dilakukan pukul 08.00 s/d 16.00 WIB, jika bepergian ke kebun sebaiknya jangan sendirian, sebisa mungkin hindari bepergian malam hari yang melewati area terdapatnya jejak Harimau, serta selalu waspada dan berhati-hati dalam beraktifitas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index